[Manager-Indonesia] Mengapa Karyawan meninggalkan perusahaan


 

Emang benar banyak karyawan keluar karena bossnya merasa paling hebat sendiri, padahal mnrt saya manager atau karyawan yg berbakat harus dihargai tidak dijatuhkan mentalnya didepan orang lain. Jadi intinya adalah MENTAL para atasan dan boss yg perlu diperbaiki dari sisi EQ dan SQnya. Salam

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: PUTU PUTRAYASA <putu_putrayasa@yahoo.com>
Date: Sat, 16 Oct 2010 21:35:31 -0700 (PDT)
Subject: [Manager-Indonesia] Mengapa Karyawan meninggalkan perusahaan

 

Mengapa karyawan meningggalkan perusahaan (atau paling tidak sering ngedumel)? Berikut ini petikan dari bukunya Haris Priyatna yang berjudul Azim Premji, "Bill Gates" dari India (terbitan Mizania 2007).

Azim Premji adalah milyuner muslim dari India yang telah menyulap Wipro, dari sebuah perusahaan minyak goreng menjadi konglomerasi perusahaan dengan salah satunya adalah Wipro Technologies yang merupakan ikon kebangkitan industri teknologi informasi di India . Dia urutan ke-21 orang terkaya di dunia versi Forbes 2007. Azim dikenal sebagai milyuner yang bergaya hidup sederhana.

Berikut ini pandangan Premji tentang mengapa karyawan betah dan tidak betah dengan perusahaan. Wipro sendiri memiliki tinkat turn-over (kepindahan) karyawan yang sangat rendah, padahal gajinya tidak lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis seperti Infosys dan TCS.

Mengapa KARYAWAN meninggalkan perusahaan?job
Banyak perusahaan yang mengalami persoalan tingginya tingkat pergantian karyawan. Betapa orang mudah keluar-masuk perusahaan itu. Orang meninggalkan perusahaan untuk gaji yang lebih besar, karier yang lebih menjanjikan, lingkungan kerja yang lebih nyaman, atau sekedar alasan pribadi. Tulisan ini mencoba menjelaskan persoalan ini.

Belum lama ini, Sanjay, seorang teman lama yang merupakan desainer software senior, mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan internasional prestisius untuk bekerja di cabang operasinya di India sebagai pengembang software. Dia tergetar oleh tawaran itu. Sanjay telah mendengar banyak tentang CEO perusahaan ini, pria karismatik yang sering dikutip di berita-berita bisnis karena sikap visionernya. Gajinya hebat. Perusahaan itu memiliki kebijakan SDM ramah karyawan yang bagus, kantor yang masih baru, dan teknologi mutakhir, bahkan sebuah kantin yang menyediakan makanan lezat.

Sanjay segera menerima tawaran itu. Dua kali dia dikirim ke luar negeri untuk pelatihan. "Saya sekarang menguasai pengetahuan yang paling baru", katanya tak lama setelah bergabung. Ini betul-betul pekerjaan yang hebat dengan teknologi mutakhir. Ternyata, kurang dari delapan bulan setelah dia bergabung, Sanjay keluar dari pekerjaan itu. Dia tidak punya tawaran lain di tangannya, tetapi dia mengatakan tidak bisa bekerja di sana lagi. Beberapa orang lain di departemennya pun berhenti baru-baru ini.

Sang CEO pusing terhadap tingginya tingkat pergantian karyawan. Dia pusing akan uang yang dia habiskan dalam melatih mereka. Dia bingung karena tidak tahu apa yang terjadi. Mengapa karyawan berbakat ini pergi walaupun gajinya besar ? Sanjay berhenti untuk satu alasan yang sama yang mendorong banyak orang berbakat pergi. Jawabannya terletak pada salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh Gallup Organization. Penelitian ini menyurvei lebih dari satu juta karyawan dan delapan puluh ribu manajer, lalu dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul First Break All the Rules.

Penemuannya adalah sebagai berikut :
job targetJika orang-orang yang bagus meninggalkan perusahaan, lihatlah atasan langsung/tertinggi di departemen mereka. Lebih dari alasan apapun, dia adalah alasan orang bertahan dan berkembang dalam organisasi. Dan dia adalah alasan mengapa mereka berhenti, membawa pengetahuan, pengalaman, dan relasi bersama mereka. Biasanya langsung ke pesaing. Orang meninggalkan manajer/direktur anda, bukan perusahaan, tulis Marcus Buckingham dan Curt Hoffman penulis buku First Break All the Rules.

Begitu banyak uang yang telah dibuang untuk menjawab tantangan mempertahankan orang yang bagus – dalam bentuk gaji yang lebih besar, fasilitas dan pelatihan yang lebih baik. Namun, pada akhirnya, penyebab kebanyakan orang keluar adalah manajer. Kalau Anda punya masalah pergantian karyawan yang tinggi, lihatlah para manajer/direktur Anda terlebih dahulu. Apakah mereka membuat orang-orang pergi? Dari satu sisi, kebutuhan utama seorang karyawan tidak terlalu terkait dengan uang, dan lebih terkait dengan bagaimana dia diperlakukan dan dihargai. Kebanyakan hal ini bergantung langsung dengan manajer di atasnya.

Uniknya, bos yang buruk tampaknya selalu dialami oleh orang-orang yang bagus. Sebuah survei majalah Fortune beberapa tahun lalu menemukan bahwa hampir 75 persen karyawan telah menderita di tangan para atasan yang sulit.
Dari semua penyebab stres di tempat kerja, bos yang buruk kemungkinan yang paling parah. Hal ini langsung berdampak pada kesehatan emosional dan produktivitas karyawan. Pakar SDM menyatakan bahwa dari semua bentuk tekanan, karyawan menganggap penghinaan di depan umum adalah hal yang paling tidak bisa diterima. Pada kesempatan pertama, seorang karyawan mungkin tidak pergi, tetapi pikiran untuk melakukannya telah tertanam. Pada saat yang kedua, pikiran itu diperkuat. Saat yang ketiga kalinya, dia mulai mencari pekerjaan yang lain. Ketika orang tidak bisa membalas kemarahan secara terbuka, mereka melakukannya dengan serangan pasif, seperti: dengan membandel dan memperlambat kerja, dengan melakukan apa yang diperintahkan saja dan tidak memberi lebih, juga dengan tidak menyampaikan informasi yang krusial kepada sang bos.

Seorang pakar manajemen mengatakan, jika Anda bekerja untuk atasan yang tidak menyenangkan, Anda biasanya ingin membuat dia mendapat masalah. Anda tidak mencurahkan hati dan jiwa di pekerjaan itu. Para manajer bisa membuat karyawan stres dengan cara yang berbeda-beda: dengan terlalu mengontrol, terlalu curiga, terlalu mencampuri, sok tahu, juga terlalu mengecam. Mereka lupa bahwa para pekerja bukanlah aset tetap, mereka adalah agen bebas. Jika hal ini berlangsung terlalu lama, seorang karyawan akan berhenti – biasanya karena masalah yang tampak remeh. Bukan pukulan ke-100 yang merobohkan seorang yang baik, melainkan 99 pukulan sebelumnya. Dan meskipun benar bahwa orang meninggalkan pekerjaan karena berbagai alasan, untuk kesempatan yang lebih baik atau alasan khusus, mereka yang keluar itu sebetulnya bisa saja bertahan, kalau bukan karena satu orang yang mengatakan kepada mereka, seperti yang dilakukan bos Sanjay: Kamu tidak penting.  Saya bisa mencari puluhan orang seperti kamu.

Meskipun tampaknya mudah mencari karyawan, pertimbangkanlah untuk sesaat biaya kehilangan seorang karyawan yang berbakat. Ada biaya untuk mencari penggantinya. Biaya melatih penggantinya. Biaya karena tidak memiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan itu sementara waktu. Kehilangan klien dan relasi yang telah dibina oleh orang tersebut. Kehilangan moril sejawat kerjanya. Kehilangan rahasia perusahaan yang mungkin sekarang dibocorkan oleh orang tersebut kepada perusahaan lain. Plus, tentu saja, kehilangan reputasi perusahaan. Setiap orang yang meninggalkan sebuah korporasi akan menjadi dutanya, entah tentang kebaikan atau keburukan.

Demikian pesan Azim Premji. Bagaimana pendapat Anda (sebagai bawahan maupun atasan) ?


copas dari:

http://pyoon.wordpress.com/2009/07/15/why-to-move-mengapa-karyawan-meninggalkan-perusahaan/

semoga bermanfaat,

Salam Prestasi
Putu Putrayasa (www.twitter.com/putuputrayasa) PIN: 25889E99
Peraih Muri Pendiri Perguruan tinggi termuda usia 26 Tahun
Licensed Practitioner of NLP by Richard Bandler and Society of NLP, USA
Affiliated Business Coach
Penulis buku : "Desain Ulang Hidup Anda"

__._,_.___
Recent Activity:
Kunjungi www.Manager-Indonesia.net
Kirimkan artikel & tulisan anda ke : admin@manager-Indonesian.net

---
http://www.HRD-Forum.com/
Inhouse & Public Training for HR
---
Pasang Iklan Bisnis Anda di:
http://www.SentraBisnis.com/
Sentra Bisnis Iklan Baris GRATIS !!
----------------------------
Good BLOG
http://compensations.blogspot.com/
http://free-toefl-test.blogspot.com/
http://recruitmentskill.blogspot.com/
http://psychologyjournals.blogspot.com/
http://hr-expert.blogspot.com/
http://management-hr.blogspot.com/
bagi yang ingin Contoh-contoh KPI
http://kpi-owner.blogspot.com/
Free HR Articles
http://hr-expert.blogspot.com/
---------------------------------
Lebih Baik Mulai Menyalakan Lilin daripada terus menerus mengutuki kegelapan yang menyelubungi Kita...
----------------------------
Klub Manager Indonesia - KMI
Memberikan kesempatan untuk menilai kemampuan manajemen Anda sendiri melalui kasus-kasus yang selalu hadir untuk kita diskusikan dan analisa bersama.
Bagi yg belum bergabung, untuk bergabung, cukup dengan hanya mengirimkan email kosong ke :
Manager-Indonesia-subscribe@yahoogroups.com

Subscribe:      Manager-Indonesia-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe:      Manager-Indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com
.

__,_._,___

Pertanyaan untuk Memastikan Karakter Unggul

Sebuah pesan pendek muncul di ruang chatting saya dari broadcaster chat
center. "Seminar kewirausahaan IIBF bersama Ir. Happy Trenggono, MKom di
Aula STT Telkom Bandung tanggal 16 Oktober 2010, pukul 09.00 – 12.00.
Gratis". What! Kok bisa ya! Saya segera menjadikannya sebagai agenda
wajib di akhir pekan ini setelah mendapatkan izin dari keluarga
(Sabtu-Ahad saya sudah menjadi hak anak-anak dan istri sepenuhnya).
Dalam pikiran ini, mana mungkin kesempatan emas sangat langka dan sangat
berkualitas ini akan dilewatkan. No way!


Setelah seluruh peran pembantu umum akhir pekan ditunaikan, segera
memacu kendaraan menuju lokasi acara. Pas, in time! Hanya beberapa saat
setelah acara dibuka, saya sudah duduk manis dengan seluruh indera dan
alat pencatat yang ready to use! Dan, setelah melewati step seremonial
yang tidak menyita waktu, Pak Happy Trenggono (CEO Balimuda United) pun
didaulat untuk tampil. Karena banyak diantara kita yang tidak hadir di
kesempatan emas itu, izinkan saya share sebuah sudut pandang beliau yang
sangat inspiratif, yakni 5 pertanyaan penguji dimilikinya karakter
unggul dalam sebuah pribadi. Mengapa tentang karakter? Ternyata, penentu
utama keberhasilan adalah strong karakter. Sebaliknya, terpuruknya nasib
bangsa kaya dan berpenduduk banyak ini (Indonesia) karena poor karakter!


---


5 Pertanyaan Penguji Dimilikinya Karakter Unggul


Siapakah jatidiri Anda?

Anda tidak akan pernah memiliki karakter unggul jika Anda tidak dapat
menjawab pertanyaan itu dengan tegas, clear, dan lantang. Seseorang yang
sangat menghormati dirinya, akan bangga dengan jatidirinya. Jika dia
seorang yang dilahirkan di Indonesia, dia tidak akan ragu untuk
menyatakan "I am Indonesian" di mana pun dia berada, siapa pun yang
bertanya. Kekurangan negaranya dan stereotip buruk yang melekat pada
bangsanya tidak akan pernah melunturkan kebanggaan akan jatidirinya
sebagai bagian dari bangsa itu. Dia tidak akan pernah menyatakan "Saya
mencintai negara Anda, dengan segala kelebihan dan kekurangannya".
Dengan tegas dia akan mengatakan "Apa pun pendapat Anda tentang negara
saya, Saya bangga menjadi Bangsa Indonesia!". Jika Anda muslim, nyatakan
dengan tegas jatidiri muslim Anda. Jika Anda karyawan, nyatakan dengan
tegas jatidiri Anda sebagai karyawan. Jika Anda pengusaha, nyatakan
dengan tegas jatidiri Anda sebagai pengusaha. Jatidiri adalah identitas
Anda setelah nama Anda.

Apa yang benar-benar Anda yakini?


Keyakinan adalah elemen sangat penting dalam pribadi manusia.
Seperangkat keyakinanlah yang menuntun dan bahkan menjadikan seperti apa
Anda akan dikenali oleh lingkungan Anda. Semua pribadi bergerak dipandu
oleh keyakinan-keyakinan yang ada dalam hatinya. Betapa dahsyatnya peran
keyakinan hingga banyak pribadi bersedia mengorbankan nyawanya untuk
sebuah keyakinan yang dipegangnya. Dalam sejarah kelam Amerika Serikat,
ratusan nyawa melayang pada ritual bunuh diri massal hanya karena
pemimpin sektenya berhasil meyakinkan mereka bahwa hari kiamat akan
segera tiba! Sebagai pembuka, mungkin pertanyaan-pertanyaan ini membantu
Anda menemukan keyakinan-keyakinan Anda yang belum tersentuh. Apakah
Anda benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada? Apakah Anda benar-benar
yakin bahwa Tuhan itu menjamin rezeki Anda dan keluarga? Apakah Anda
benar-benar yakin bahwa esok hari Anda masih hidup? Apakah Anda yakin
bahwa tidak ada hari esok yang lebih baik?


Apa yang benar-benar Anda perjuangkan?


What are you fighting for! Bila Anda harus menukar nyawa Anda dengannya
dan ternyata Anda rela, itulah sesuatu yang sedang Anda perjuangkan!
Nah, dalam dunia saat ini yang setiap kemenangan diperoleh melalui
kompetisi, maka daya dorong sesungguhnya ada dalam seberapa keras Anda
memperjuangkannya. Banyak keinginan yang akan menjadi sesuatu yang Anda
perjuangkan. Tapi jika Anda cermat meneliti, sangat sedikit keinginan
yang benar-benar pantas untuk Anda perjuangkan. Hanya keinginan yang
memiliki value tinggi, besar, mulia, dan berdampak jangka sangat
panjanglah yang pantas diperjuangkan. Bukan tidak mungkin jika
perjuangan itu, untuk sesuatu di luar diri Anda! Misalnya, Anda berjuang
untuk kebahagiaan atau kebaikan orang lain. Pribadi-pribadi yang
berkarakter kuat selalu memiliki perjuangan yang besar dan mulia!


Kompetensi apa yang benar-benar sedang Anda bangun?


Kita semua telah dan sedang membangun kompetensi kita, disadari atau
tidak, direncanakan atau tidak. Banyak sekali pribadi yang tidak sadar
bahwa dirinya sedang membangun kompetensi yang merusak dirinya.
Misalnya, seseorang yang membiasakan diri menunda, sesungguhnya sedang
membangun kompetensi penunda. Seseorang yang membiasakan dirinya malas,
sesungguhnya dia sedang membangun kompetensi pemalas. Seseorang yang
korupsi, sesungguhnya dia sedang membangun kompetensi koruptor dalam
dirinya dan nanti akan merasa bangga melakukannya (hanya ada di
Indonesia, tersangka koruptor melambai-lambaikan tangannya di depan
kamera). Mohon diingat, kompetensi dibangun melalui proses belajar,
bergaul, dan pengalaman yang panjang.


Siapakah pemimpin yang Anda pilih?


Banyak bawahan merasa ditakdirkan memiliki atasan. Itu sangat benar.
Tapi atasan Anda berbeda dengan pemimpin Anda. Atasan hanyalah orang
yang menduduki jabatan struktural di atas Anda. Dia tidak berwenang
sedikitpun untuk mendikte Anda, jika Anda tidak mengizinkannya. Orang
yang akan menuntun Anda, menjadi inpirator Anda, menjadi mentor Anda,
menjadi motivator Anda, atau orang yang akan menjadi pemimpin Anda
haruslah orang yang sudah Anda seleksi. Anda lah yang memilih pemimpin
Anda! Untuk itu, pastikan Anda melakukan seleksi bahkan kalau
memungkinkan melakukan audisi dahulu sebelum memilihnya. Anda tidak bisa
menjadi pemberani jika pemimpin yang Anda pilih bersifat penakut dan
peragu. Mungkinkah bangsa ini akan memiliki kebanggaan berbangsa dan
berkarakter pemberani jika pemimpinnya peragu, safety player, atau tidak
tegas? Entahlah. Pencitraan diri yang tegas dan pemberani hanya efektif
jika dibuktikan dalam tindakan, bukan oleh pidato pembelaan diri tentunya.


---


Ada sebuah topik lain yang sangat penting bagi seorang pemilik atau
pengelola usaha dari Pak Happy pada seminar tersebut terkait kinerja
sebuah perusahaan yakni 7 Danger Signals. Jika berkesempatan, akan saya
share pula untuk Anda di masa yang akan datang.


By the way, saya merasa sangat beruntung dapat hadir pada acara
tersebut. Selain mendapatkan couching dari pribadi supersukses, ilmu
yang luar biasa penting, tentu saja makan siang gratis yang lezat.
Herannya, dari ratusan orang yang mendapatkan pesan pendek berharga itu,
mungkin tidak sampai 10 persen yang hadir. Manusia memang aneh ya!
Terima kasih.


From the note of Syarif Niskala

www.syarifniskala.com

Seri Membangun Bangsa

==============================================

THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center]

Seri Membangun Bangsa :

"Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya,

nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia ."

==============================================

[Spiritualism, nationalism, resources, democration & pluralism Indonesia
quotient]

Memasuki Tahun-tahun produktif, efisien dan efektif.

"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia "

Politik yang Bermartabat

Oleh: F. Budi Hardiman

Izinkanlah saya mengutip nasehat seseorang dari lima abad silam yang
paling banyak dihujat sekaligus diikuti dalam politik: Niccolo
Machiavelli, "Membunah sesama warga, menghianati kawan, curang, keji,
tak peduli agama," demikian tulisnya, "tidak dapat disebut kegagahan.
Cara-cara macam ini dapat memenangkan kekuasaan, tetapi bukan kemuliaan."

Gloria, itulah martabat dalam politik. Politik yang bermartabat tak
digerakkan semata-mata oelh nafsu pencarian kekuasaan. Martabat memancar
dari tindakan otentik yang penuh kedaulatan dari seorang pemimpin
berkarakter. Itulah kemuliaan yang membuat dirinya dihormati rakyatnya.
Sisi gagasan tentang martabat ini jarang dicermati para pembaca yang
terlanjur menilai Machiavelli sebagai guru kelicikan politik.

Patut disesalkan bahwa masyarakat kita tersedia banyak contoh hilangnya
martabat politik di berbagai lini, DPR, entah itu di pemerintahan, DPR,
entah peradilan. Rumus "jilat atas, injak bawah" cukup merasuki
birokrasi, perusahaan, dan organisasi dalam masyarakat kita. Dari
politik uang para kandidat selama pemilu dan pilkada sampai jual beli
keputusan pemimpin, seperti dalam jaringan para calo anggaran,
menunjukkan kenyataan vulgar dalam politik itu sendiri tidak lagi
merupakan tindakan otentik yang berdaulat, tetapi merosot menjadi barang
dagang dalam pasar kuasa.

Di tengah situasi semacam itu, sosok IJ Kasimo, salah satu tokoh
pergerakan kemerdekaan RI, menginspirasi kita tentang politik bermartabat.

Kedaulatan kepemimpinan

Lazimnya martabat dimengerti dengan pemilikan status, gengsi, dan
aset-aset. Berapa rumahnya, mobilnya, gelarnya, gajinya, dan seterusnya?
Tidak atau kurang mempunyai hal-hal itu adalah tidak atau kurang
bermartabat. Maka juga kurang disegani dan seolah tanpa busana. Selama
dikaitkan dengan pemilikan material macam itu, martabat disempitkan
menjadi kekuasaan atau bahkan kekerasan belaka. Ada jiwa kerdil yang
tersembunyi di belakang segala lencananya.

Keterlibatan IJ Kasimo dalam politik menunjukkan hal yang berbeda.
Martabat dalam politik tak semata-mata terletak pada status atau atribut
sang pemimpin, tetapi pada keagungan sikapnya. Keagungan itu menyembul
keluar dari kegagahan, kesungguhan, dan kekuatan karakternya. Karakter
kepemimpinan seperti ini nyaris punah dalam masyarakat kita ditelan
gelombang konsumtivisme dan oportunisme.

Tantangan besar yang pasti akan menggerogoti martabat seorang pemimpin
adalah korupsi. Mari kita dengar lagi nasehat orang yang kerap
dihubungkan dengan kebengisan itu. "Jika perlu menghabisi nyawa
seseorang," begitu tulis Machiavelli, "lakukan itu, asal alasannya
jelas, Namun terutama seorang pemimpin tak boleh mencuri harta rakyatnya
karena manusia lebih mudah melupakan kematian ayahnya daripada
kehilangan bagian warisannya." Dalam takaran Machiavelli, kebengisan
plus keadilan membuat pemimpin ditakuti dan dihormati, tetapi mencuri
kas rakyat atau menyentuh istri mereka adalah tindakan keparat memalukan.

Mengapa korupsi melaknatkan politik seorang pemimpin? Pertama, pencuri
kas rakyat itu adalah juga menjual keputusan, padahal dengan menjual
keputusannya, politik sang pemimpin menjadi olok-olok para penyogok dan
penjilat. Uang menjadi berdaulat, sedangkan keputusannya tidak.

Kedua, politik yang kehilangan martabatnya sebagai tindak otentik
kedaulatan itu sekarang terjebak menjadi mmangsa pasar kekuasaan. Ketika
politik berubah menjadi komoditas, harga diri pemimpin tidak diperlukan
lagi karena yang terpenting bukan dirinya, tetapi harga putusannya.
Karena itulah, Machiavelli tidak pantang kebengisan – asal plus harga
diri - karena kebengisan bisa menampilkan karakter dan kedaulatan,
sementara korupsi menggilas habis karakter kepemimpinan.

Dari "bare life" ke "good life"

Tentu Machiavelli berat sebelah dengan anggapan bahwa martabat politik
hanya terletak pada kedaulatan pemimpin. Jika kita mengatakan bahwa
politik seseorang bermartabat, yang dimaksud bukan hanya bahwa
keputusannya tidak bisa dibeli, melainkan juga bahwa ia memiliki
keutamaan yang membangun kehidupan bersama, seperti keadilan, kearifan,
dan solideritas.

Mengacu pada Aristoteles, politik yang bermartabat itu mengubah rakyat
dari sekedar "hidup belaka" (bare life) menjadi "hidup yang baik" (good
life). Martabat politik sang pemimpin memancar dari keberanian,
komitmen, dan konsistensinya dalam menggerakkan suatu kelompok menjadi
suatu bangsa yang berdaulat dan menghasilkan hukumnya hsendiri. Itulah
hidup yang baik.

Manusia menjalani hidup belaka apabila tidak ada hukum yang
melindunginya, tanpa hak dan tanpa martabat, sehingga ia secara konstan
berada dalam keadaan darurat. Di mana kita dapat menemukan manusia yang
menjalani hidup belaka?

Hannah Arendt menunjuk pada kamp konsentrasi Nazi. Giorgio Agamben
menunjuk pada penjara Amerika Serikat di Teluk Guantanamo . Di
tempat-tempat itu manusia memasuki zona tanpa hokum dan menjadi obyek
permainan kekuasaan belaka. Tak terlindung hukum, tahanan boleh dibunuh
tanpa alasan. Baik hidup publik maupun privat para tahanan itu dirampas
dari mereka. Yang mereka miliki hanya hidup belaka. Mereka diempaskan ke
dalam keadaan darurat yang konstan.

Dalam kadar berbeda-beda, hidup belaka dijalani oleh penduduk di
tanah-tanah jajahan, pengungsi, minoritas yang didiskriminasikan, korban
pelanggaran HAM, serta mereka yang hak-haknya diabaikan dan menjadi
permainan kekuasaan. Kehidupan kaum marjinal menyingkapkan kepada kita
bahwa keadaan darurat telah jadi aturan harian bagi mereka. Namun, hidup
belaka yang mereka jalani tidak ada secara alamiah. Hal itu adalah hasil
praktik-praktik politik suatu rezim yang mengubah politik menjadi
sekedar alat kesintasan.

Ketika keputusan pemimpin diperjualbelikan, bukan hanya pemimpin itu
sendiri kehilangan martabatnya dengan berubah menjadi komoditas. Ruang
yang menganga di antara dirinya dan rakyat yang menerima keputusannya
dengan serta merta berubah menjadi zona vakum hukum yang mengempaskan
rakyat ke dalam hidup belaka.

Zona itulah tempat yang sangat rentan untuk kesewenangan permainan
kekuasaan. Percaloan, mafia, dan premanisme yang merajalela di
birokrasi, peradilan dan parlemen melemparkan rakyat ke dalam keadaan
darurat yang konstan. Wajah mereka kita saksikan di mana-mana. Suatu
politik yang bermartabat menyangkut upaya-upaya penuh keutamaan untuk
mengubah hidup belaka menjadi hidup yang baik.

Kita boleh mengatakan bahwa para tokoh pergerakan kemerdekaan antara
lain IJ Kasimo, mempraktikkan tindakan kepemimpinan yang bermartabat,
yakni pantang menjual keputusan mereka kepada pihak mana pun. Perjuangan
kemerdekaan itu sendiri adalah suatu upaya politis untuk memartabatkan
rakyat, yaitu mengubah nasib rakyat dari hidup belaka menjadi hidup yang
baik. Di zaman kita, ketika keputusan para pejabat publik dijualbelikan
dan banyak anggota masyarakat kita menjalani hidup belaka karena menjadi
permainan kekuasaan, contoh berintegritas, berkarakter, dan prorakyat
yang memancar dari tokoh seperti Kasimo menjadi normatif.

Hanya politik yang memartabatkan rakyat yang boleh disebut bermartabat.
Sebaliknya, untuk praktik-praktik politis yang tanpa malu lagi merampas
atau mengabaikan hak-hak rakyat demi kepentingan sendiri, yaitu politik
yang menjerumuskan rakyat ke dalam hidup belaka, tidak ada sebutan lain
selain, - maaf, agak kasar – politik keparat para bajingan yang lemah
karakter. Politik macam itu bahkan kiranya akan dicibir oleh Machiavelli
sebagai tidak gagah.

[F Budi Hardiman, Pengajar Filsafat Politik di STF Driyarkara, Jakarta ,
Kompas, 15/10/2010 ].

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.

Best Regards,

Retno Kintoko

SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3

The Dancing Leader di Trijaya FM

Imajinasikan Hidup Anda


: Serial Insert The Dancing Leader


Saya adalah salah seorang pengagum kesebelasan Barcelona. Ketika mereka
bermain ibarat sebuah kesatuan yang menari bersama di lapangan. Setiap
pemain mempunyai kekuatan unik, hasrat dan gayanya masing-masing. Setiap
orang berperan pada area yang berbeda. Tetapi lihatlah bagaimana mereka
bekerja sama. Seolah-olah bisa mengetahui posisi kawan walau tanpa
melihat. Mereka seperti mengerti apa yang dipikirkan kawannya tanpa
perlu berkomunikasi. Mereka bermain sepenuh hati dalam irama serasi yang
mengarah pada satu tujuan: gol


Itulah pentingnya suatu tujuan. Tujuan menentukan arah perjalanan hidup
kita. Mau kemana? Mampir di mana? Tanpa tujuan, kita hanya
berputar-putar mengikuti gelombang perubahan. Tanpa tujuan, kita akan
kebingungan ketika dilemparkan ombak ke pantai. Tujuan ibarat kompas,
menunjuk pada arah jauh di depan tapi ada pada genggaman kita sebagai
panduan.


Tujuan hidup berkaitan dengan keadaan masa depan dunia yang kita
idamkan. Tanpa kejelasan bayangan masa depan, tujuan hidup hanya menjadi
tempelan yang mudah lepas ketika menghadapi tantangan. Untuk itu, kita
perlu melompat kita ke masa depan melalui imajinasi. Pada imajinasilah,
realitas masa lalu dan masa kini bisa ubah sesuai dengan kekuatan dan
nilai kita. Kita bisa ciptakan gambaran masa depan yang jernih dan
memikat, sedemikian memikatnya hingga menghasilkan energi untuk
mewujudkannya.


Seorang The Dancing Leader menyadari bayangan masa depan idaman, masa
depan yang menjadi tujuan hidupnya. Imajinasi akan masa depan idaman ini
adalah sumber energi positif yang tak terbatas, yang memberi energi
berlimpah pada seorang pemimpin. Imajinasi yang membuat kita yakin bahwa
segalanya mungkin terjadi. Sebuah tujuan yang akan mengarahkan kembali
arah hidup setelah badai mengacaukan perjalanan hidup kita. Imajinasikan
dan imajinasikan kembali masa depan kita.


Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, "Apa bayangan anda tentang
diri anda 10 tahun mendatang? Apa hal besar yang telah anda lakukan?
Bagaimana orang-orang mengenal diri anda?"


Ikuti terus dengan follow @bukik di twitter

Bukik.com bekerja sama dengan Trijaya FM Surabaya
akan menyiarkan insert
The Dancing Leader
mulai Senin 4 Oktober selama satu bulan
Ingat, setiap 18.45 atau 19.00 WIB
stay tune on Trijaya FM 104.7
Buat rekan-rekan luar Surabaya
Ikuti streamingnya di http://radiotrijaya.co.id
Jangan lupa masukkan reminder

yameyo- SAAT INA MEMBERI MAAF…

SAAT INA MEMBERI MAAF…

Seorang anak remaja putri, berusia 14 tahun, Ina, yang selalu ceria,
suatu hari kesal pada pelatih, ketika diberi tugas untuk berbicara
dengan ayahnya. Tugasnya hanya sederhana, yaitu menanyakan pada ayahnya,
sifat-sifat Ina yang mana yang harus diperbaikinya.

"Aku nggak mau melakukan tugas ini, coach. Pokoknya, aku nggak mau!"
Protesnya.

"Loh, ini tugas mudah sekali kok, hanya tanyakan ayah hal apa yang bisa
Ina perbaiki. Ini akan berguna untukmu." Kata pelatih.

"Ah! Enggak! Pokoknya aku tidak mau! Titik!" Katanya marah..

"Kenapa Ina tidak mau mengerjakan tugas mudah ini?" "Coach, aku sudah
tahu jawabannya, papi akan bilang agar aku tidak boleh sembrono, tidak
boleh ceroboh, tanganku harus bersih jika pakai komputer, tempat sampah
kalau sudah penuh harus dibuang, kalau wastafel basah harus dilap...
Pasti itu jawabannya." Kata Ina.

"Loh? Ina kan belum menanyakannya."

"Tapi aku kenal sekali papiku." Sahut Ina segera.

"Kalau belum pernah dicoba, kita tidak tahu hasilnya, Ina."...

"Tapi aku tidak terlalu dekat dengan papiku. Aku hanya dekat dengan
mamiku, coach. Aku pasti berbuat kesalahan jika dekat papi, atau paling
tidak, papi pasti menemukan kesalahanku." Jawabnya kesal.

"Bagaimanapun, coach akan sangat menghargai, jika Ina sudah menunjukkan
usaha, bahwa Ina sudah berusaha bertanya pada papi." Kata pelatih.

"Tugas yang lain aja, coach, tugas yang ini mission impossible banget
deh!" Kata Ina.

"Coach tidak percaya bahwa ini tugas mission impossible jika Ina belum
memperlihatkan usaha Ina." Kata pelatih.

Saat mengumpulkan tugas, Ina menyerahkan tugasnya dengan berlinang air
mata. Pelatih membaca tulisan papi Ina, ada serentetan daftar dimana
papinya meminta agar Ina mengubah sifatnya. Semua yang Ina katakan
sungguh benar, dari daftar, jangan ceroboh, cuci tangan sebelum memakai
komputer, jangan letakkan kulit pisang di atas meja, jangan melengos
jika diajak bicara... Dan masih ada banyak daftar jangan dari papi Ina.
Ternyata... Inilah yang membuat Ina selalu merasa ditolak oleh papinya,
sehingga ia tidak pernah mau bicara dengan sang ayah, walaupun ia adalah
ayah kandungnya.

Kami mencoba bicara dengan ibunya Ina, ibu Ina mengatakan bahwa suaminya
memang seorang perfeksionis. Belum sempat pelatih berbicara dengan Ina,
suatu hari... Ina berkata "Aku sudah bicara dengan papi-ku. Aku bilang,
Ina sayang papi, dan Ina akan coba menuruti semua larangan-larangan papi
supaya papi senang." Kata Ina.

"Lalu apa kata papi?" Tanya pelatih...

"Papi bilang, papi minta maaf sama Ina karena terlalu banyak memberikan
syarat. Ina harus tahu kalau papi sebenarnya sayang sama Ina. Lalu, tadi
malam, kami pergi makan malam bareng. Tumben loh coach, papi tidak marah
waktu kulit lemper kutaruh di atas meja food court.. Kata papi, mulai
sekarang, papi ingin meluangkan banyak waktu denganmu, bukan dengan
kecerobohanmu. Nah! Menurut coach, kenapa papi berubah?" Tanya Ina..

"hhmmm... Coach rasa, papi terkejut dan bangga dengan kebesaran hati
anak putrinya yang mau memaafkannya." Ina pun tersenyum gembira.

-Yacinta Senduk

Principal of Yemayo-AEC

Today Daily Motivational Quotes

Gagal? Saya bukan gagal ... hanya saja pukulan saya meleset.( Yogi Berra )

Seri Membangun Bangsa

THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center]

Seri Membangun Bangsa :

"Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya,

nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia ."

==============================================

[Spiritualism, nationalism, resources, democration & pluralism Indonesia
quotient]

Memasuki Tahun-tahun produktif, efisien dan efektif.

"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia "

IJ Kasimo, Jawa yang Mengindonesia

Oleh: ST. Sularto

Siapakah Kasimo? Kecuali diingat sambil tertunduk hormat saat menyebut
nama itu, orang spontan teringat pada sosok yang senantiasa tersenyum
lebar, berbadan kekar, biasa berpakaian Jawa tradisional lengkap,
pendiri dan Ketua Partai Katolik (1924-1960), penganut Katolik yang
religius, politisi yang tidak gegap gempita revolusioner, terjun ke
bidang politik sebagai pengabdian untuk rakyat dengan penuh pengorbanan
diri.

Siapa lagi Kasimo? Dari sekian buku yang terserak terkait dengan Kasimo,
terbaru mungkin buku Gerry van Klinken, Minoritas, Modernity and the
Emerging Nation: Christian in Indonesia , KITLV, 2003. Buku itu
diindonesiakan dengan judul 5 Pengaruh Bangsa yang Terlupa Nasionalisme
Minoritas Kristen, LkiS, terbit beberapa minggu lalu.

Gerry, yang belakangan ini dikenal sebagai salah satu indonesianis,
menemukan tesis penting yang menyebutkan keterlibatan kaum minoritas
Kristen dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia .

Selain Kasimo dan Albertus Soegijopranata SJ dari Jawa, juga Toedoeng
Soetan Goenoeng Moelia dan Amir Syarifuddin dari Sumatera, serta Ratu
Langie dari Sulawesi . Berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda,
dengan cara masing-masing, kelimanya memiliki jasa besar dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia .

Mereka berlima menempuh cara tidak populer di kalangan nasionalis,
ditegaskan oleh Adnan Buyung Nasution sebagai kompromistis, tetapi
berjuang lewat birokrasi dan parlemen. Kasimo, Moelia, dan Ratu Langie
berjuang lewat parlemen Volksraad.

Soegiyapranata lewat institusi Gereja Katolik, dan barangkali dari
mereka berlima tergolong radikal dan terlibat langsung dengan gerakan
nasionalis popular hanya Amir Syarifuddin.

Penelitian Klinken menyentakkan kealpaan kita akan sumbangan dan darma
bakti kaum minoritas dalam perjuangan Indonesia Merdeka. Memang sejarah
kepahlawanan tidak lagi didominasi kaum militer, tetapi masih perlu
diketengahkan yang lain, di antaranya mengangkat keterlibatan
tokoh-tokoh minoritas.

Oleh karena itu, kalau Indonesia sejak awalnya adalah majemuk dalam
segala hal, apakah memang selama ini tidak ada pejuang atau pahlawan
dari kelompok Hindu dan Buddha? Dalam konteks itu, Klinken menyibak
kealpaan, bahwa sumbangan para pejuang dari semua agama dan latar
belakang dalam Indonesia Merdeka adalah sama.

Gelar pahlawan nasional

Dua seminar tentang Kasimo dengan pembicara dan peserta berbeda-beda, 8
Oktober dan 12 Oktober, awalnya dimulai dengan pertanyaan, perlukah
Kasimo memperoleh gelar pahlawan nasional? Semua panelis dan ditunjang
beberapa peserta berpendapat sama, mendukung pencalonan Kasimo sebagai
pahlawan nasional.

Menurut Bambang Purwanto, sebagai seorang menteri dan pejabat negara,
nama Kasimo menguap dari panggung catatan sejarah Indonesia seiring
dengan hilangnya kepercayaan negara terhadap pertanian sebagai sumber
kemakmuran rakyat dan hilangnya kejujuran sebagai nilai dasar dalam
hidup berbangsa dan bernegara.

Hak kepahlawanan Kasimo bukan karena kekatolikannya, tetapi karena
kemampuannya menghadirkan inspirasi kejujuran, keindonesiaan, dakeutuhan
Indonesia .

Pahlawan muncul ketika realitas masa lalu bertransformasi dengan bagian
dari sistem nilai dan budaya dalam masyarakat kekinian. Kasimo sudah
dengan sendirinya adalah pahlawan dari sumbangsih yang diberikan mulai
dari keterlibatannya di bidang politik sejak 1930-an, berbagai jabatan
menteri yang disandangnya, bahkan sesudahnya. Dalam ranah bicara ini,
ketika gelar pahlawan adalah representasi pengakuan publik, gelar-gelar
kepahlawanan perlu, termasuk di antaranya Kasimo.

Dalam urusan kenegaraan, akal manusia (rasio) yang diutamakan, bukan
semangat keagamaan. Karena itu, ujar Adnan Buyung Nasution, Kasimo
menganggap agar hak orang berganti agama dijamin. "Kalau suatu kali saya
menyakini bahwa Islam atau Buddha adalah yang benar, apakah saya tidak
berhak memeluknya," kata Kasimo, seperti dikutip oleh Buyung.

Pernyataan itu menggarisbawahi sumbangan Kasimo mendukung dimasukkannya
butir-butir hak asasi manusia (HAM) dalam rancangan konstitusi. Di
antaranya, dia menyerukan agar konstitusi secara tegas membedakan antara
kebebasan beragama dan kebebasan berserikat. Kalau keduanya dicampur
aduk, Kasimo khawatir kebebasan beragama bisa dihambat oleh dalil
ketertiban umum.

Meskipun ditabalkan sebagai Bapak Politik Umat Katolik Indonesia,
menurut Harry Tjan Silalahi, Daniel Dhakidae, dan Syafii Maarif, Kasimo
membawa partainya menjadi nasional, tidak Katolik-sentris (sectarian) –
meskipun memang partai gurem – tetapi berkat dia pada pemilu 1955 Partai
Katolik memperoleh enam kursi di parlemen, padahal jumlah umat Katolik
hanya 2,5 persen dari penduduk Indonesia.

Jakob Oetama dalam Tajuk rencana Kompas, 2 Agustus 1986, mengantar
kepergian Kasimo, menulis ".the man of character, orang yang berwatak
dengan gaya teguh pada prinsip. Luwes pada tindak-tanduk. Dengan
pendidikan formal yang hanya setingkat SLTA (sekolah pertanian di
Bogor), Kasimo berhasil mengisi seluruh usia dengan pengabdian yang
tulus mulai dari guru, pegawai perkebunan, hingga sejumlah jabatan
publik setingkat pejabat tinggi Negara yang semuanya tidak pernah
mengubah kesederhanaan, kepekaan sosial, dan kejujuran."

"Man of action"

Berkat pendidikan Barat itu, termasuk seperti yang diperoleh para
politisi pergerakan lainnya, saat menjadi pejabat negara, Kasimo menarik
garis tegas antara milikku dan milik negara. Tidak korup, meskipun
mengibarkan "bendera Katolik", dalam praksis politik ibarat apa yang di
zaman kemudian dilakukan oleh partai-partai Kristen Demokrat di Eropa
Barat dan Amerika Latin (teologi-teologi pembebasan).

Oleh karena itu, tidak lagi pengandaian, tetapi keyakinan, Farid
Prawiranegara – anak keempat Syafruddin-yakin dalam keadaan sekarang pun
Kasimo pasti tidak akan korup.

Melintas biografi politik mulai dari Perkumpulan Politik Katolik Djawa
tahun 1923, kesertaan PPKD dalam Indische Katholieke Partij, Persatuan
Politik Katolik Indonesia tahun 1925, ditunjuk jadi anggota Volksraad
tahun 1931, Partai Katolik RI tahun 1945, semasa Indonesia merdeka
hingga meninggalnya, orang menyayangkan sedikitnya warisan gagasan dan
tindakan dalam bentuk tulisan.

Kasimo memang bukan seorang man of analysis dalam arti menuliskan
gagasan dan visi politiknya. Dia seorang man of action, terjun langsung
dengan praksis politik etis, sehabis-habisnya untuk rakyat, pluralis,
pengorbanan, dan karena itu praksis politiknya bermartabat.

Mengacu pada tokoh-okoh besar Indonesia , Komaruddin Hidayat
menyayangkan kurangnya pendidikan kewargaan untuk anak bangsa penerus
negeri ini. Sampaikan secara terstruktur kelebihan dan kekuarangan
mereka, dengan perspektif tokoh-tokoh pergerakan termasuk Kasimo sebagai
bagian dari sarana belajar.

Mengutip Harry dan Asvi Warman Adam, Kasimo membawa kejawaannya menjadi
Indonesia . Jawa mengindonesia. Bukan lagi Katolik di Indonesia,
melainkan Katolik Indonesia .

Menjadi menarik, seperti dingatkan oleh Hasto Rosariyanto, bagaimana
pengaruh lingkungan dalam masa-masa forming years menjelang terjun ke
politik.

Disebut oleh Daniel Dhakiedae, perlunya menilik secara cermat
titik-titik krusial pengabdian dan perjuangan Kasimo. Ajakan ini bisa
dilihat dari hasil penelitian Klinken, bahwa selain diinspirasi Van Lith
dan Rikevorsel serta aksi sosial Katolik karya JM Llovera tentang
prinsip kebangsaan, yakni "setiap bangsa berhak membentuk sebuah negara
merdeka", juga dilandasi kesalehan religiusnya.

Kasimo bukan hanya milik keluarga, orang Jawa, atau orang Katolik,
tetapi juga milik bangsa Indonesia . Dialah satu dari lima penggerak
bangsa, menurut Gerry van Klinken, yang terlupa! [Kompas, 19 /10/2010 ]

---------

Selalu saja kita senang bila mengenang para negarawan sejati yang selalu
berorientasi dan berjuang bagi kebaikan rakyatnya. Kapankah dan masih
berapa lamakah bangsa Indonesia akan menemukan kembali para negarawan
sejati masa kini? Sebab, itu adalah warisan kepribadian dan kebahagiaan
sejati bagi generasi penerus Indonesia di masa yang akan datang.

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.

Best Regards,

Retno Kintoko

SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3

Antara Keong Racun, Monyet dan Inception-nya Leonardo DiCaprio

Antara Keong Racun, Monyet dan Inception-nya Leonardo DiCaprio
oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
fotografer & penulis

"Dasar kau keong racun, baru kenal eh ngajak tidur !"

Aku berani bertaruh bahwa 9 dari 10 orang Indonesia pasti mengenal akrab
penggalan syair diatas. Dubbing lagu Keong Racun via youtube oleh Shinta
dan Jojo itu memang luar biasa fenomenal. Tersebar - hingga keluar
negeri- lewat internet, handphone, BB bahkan televisi. Naif, konyol,
tapi sangat menghibur. Keduanya, disadari atau tidak, telah membuktikan
sedikitnya dua hal. Pertama, keperkasaan internet dan segala kerabatnya
yang akan mempermudah seseorang untuk eksist (baca: ngetop) di abad ini.
Kedua, keberhasilan Shinta dan Jojo membuat siapapun akan bermimpi
bernasib lucky seperti mereka berdua. Sejauh ini aku pribadi menganggap
semua itu sungguh merupakan fenomena unik, yang merupakan perpaduan
antara : iseng, keperkasaan dunia maya dan lagu nyentrik yang sangat
menghibur.

Sampai ketika aku mendengar sekelompok anak kecil (antara 8-10 tahun),
sambil tertawa cekikikan, menyanyikan syair diatas berulang-ulang. "…
baru kenal eh ngajak tidur !".

Lucu memang, untuk kita yang telah dewasa dan menikah. Tetapi untuk
mereka, anak-anak itu. Apakah pengulangan-pengulangan itu tidak kemudian
tertanam di bawah sadar mereka ? Makin kuat, lalu … entah mengendap jadi
apa disana.

Yang jelas, ketika harus berhadapan dengan cermin norma agama dan
susila, kalimat diatas –untuk anak-anak kita- sama sekali tidak lucu
lagi. Bahkan ia kemudian menjelma menjadi virus nakal esek-esek yang mau
tidak mau mengusik keimanan.

Aku jadi teringat sebuah dongeng tentang monyet dan angin. Suatu ketika
terjadilah taruhan antara monyet dan angin. Monyet berkata sesumbar
bahwa angin tidak akan sanggup menjatuhkan dirinya dari atas pohon.
Karena merasa ditantang sekaligus penasaran, anginpun setuju. Tanpa
banyak cakap angin segera mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk meniup
monyet agar segera terhempas ketanah. Tapi aneh, semakin kuat angin
bertiup, semakin erat pula monyet berpegangan pada pohon. Angin
kelelahan, sejauh ini ia gagal. Sedangkan lawannya, Si Monyet berteriak
kegirangan sambil berjingkrak-jingkrak mengejek. Untunglah angin tidak
menyerah. Ia memutuskan untuk mengubah strategi penyerangan. Jika tadi
ia menggunakan 'kekerasan' kini anginpun bertiup sepoi-sepoi basa.
Karena merasa akan segera memenangkan pertandingan, monyetpun lengah. Ia
tidak menyadari penyerangan diam-diam yang dilakukan oleh lawan. Tidak
lama kemudian, kelopak matanya mulai terasa berat. Rupanya angin
sepoi-sepoi ini telah membuat ia mengantuk. Beberapa saat berlalu,
hingga rasa kantuk tak tertahan lagi olehnya, dan akhirnya…gubraaakkk
!!! Si Monyetpun tersungkur, jatuh ditanah.

Beberapa pengaruh asusila juga berhasil menjatuhkan kita, persis dengan
cara yang sama dengan yang dilakukan angin terhadap monyet. Narkoba
datang lewat 'pergaulan jetset' masa kini. Perlahan-lahan, lalu mulai
diterima sebagai kewajaran. Perselingkuhan semakin berkembang-biak lewat
jargon-jargon unik, Temen Tapi 'Keliwat' Mesra, misalnya. Kawin cerai,
hampir dianggap sebagai 'takdir dari TUHAN' yang dipublikasi lewat
berbagai pemberitaan kawin cerai yang dikemas dalam 'acara hiburan'.
Pornography dan perjinahan menyebar luas keseluruh handphone tua-muda
atas nama 'penasaran' karena kebetulan pemainnya adalah artis lokal yang
sangat ngetop. Dan lain-lain sebagainya.

Seperti halnya ide-ide yang positif, ide-ide bejat seperti ini juga
menyebar laksana virus. Yang diletakkan dibawah sadar seseorang dengan
tanpa disadari oleh yang bersangkutan. Para pelakunya seolah mengambil
peranan Cobb (Leonardo DiCaprio) dalam film Inception karya Christopher
Nolan yaitu menyuntikkan sebuah gagasan di alam bawah sadar seseorang
lewat mimpi.

Sebagai pekerja seni, aku sama sekali tidak antipati terhadap lagu Keong
Racun. Bagiku pribadi lagu sederhana ini sangat jenius. Sejujurnya, aku
pribadi termasuk penggemar lagu itu. Penciptanya dengan luar biasa
kreatif berhasil mengangkat kenyataan yang terjadi disebagian pergaulan
masyarakat dan mengemasnya dengan kata dan irama yang unik, sehingga
sekali diperdengarkan lagu itu akan nyantol laksana lintah dan sulit
dilepaskan dari pikiran kita. Penciptanya tentu tidak bermasuk buruk
dengar syair-syair yang ia ciptakan. Wong semua itu adalah sebuah
kenyataan !

Hanya saja permasalahan datang ketika anak-anak kita, dengan riang
gembira ikut-ikutan menyanyikan lagu tersebut dan kita sebagai orang
tuanya merasa tidak terlalu perlu untuk menggubris 'angin sepoi-sepoi
basa' itu.

Kemudian siapa yang salah ? Entahlah. Mungkin memang dunia ini telah
begitu tua, sehingga mata hati kita sudah dibuat terlalu rabun untuk
membedakan mana daerah putih dan mana daerah hitam. Semua terlihat
begitu sama. Abu-abu.

Yang jelas segalanya akan segera berpulang kepada diri kita
masing-masing. Karena siapapun akan mengakui, adalah sebuah pekerjaan
yang mustahil untuk membendung seluruh pengaruh (klise) globalisasi.

Seperti halnya film Inception, dimana lawan Leonardo DiCaprio, yakni
Robert Fischer (yang diperankan oleh Cillian Murphy) adalah orang yang
begitu terlatih untuk selalu alert menjaga alam bawah sadarnya, semakin
hari rupanya setiap orang semakin dituntut untuk memiliki penjaga alam
bawah sadarnya, sehingga tidak mudah tercemar pengaruh buruk apapun.
Pengaruh yang akan datang lewat 'mimpi' dan 'angin sepoi-sepoi basa'
yang pasti –cepat atau lambat- membuat kita sama seperti monyet yang
akhirnya jatuh terjerembab ditanah. Dan sialnya, tugas menjaga bawah
sadar kita –supaya tidak tercemar- sungguh bukan perkara mudah. Ada
baiknya kita semua sebisa mungkin segera siuman lalu sadar
sesadar-sadarnya (*)

mlis Manager-Indonesia-subscribe@yahoogroups.com

Tiga Orang Kuli Bangunan

Tiga Orang Kuli Bangunan

Ini adalah sebuah kisah klasik tentang tiga orang kuli bangunan. Kisah
sederhana namun inspiratif. Entah darimana kisah ini berasal, yang jelas
kisah ini telah melanglang buana begitu jauh. Dari mulut ke mulut, dari
generasi ke generasi. Menyeberangi lautan, tiba dibenua yang satu lalu
tersebar disana kemudian berangkat ke benua dan bahasa yang lain.

Suatu kali disiang yang terik, disaat ketiganya tengah sibuk bekerja,
melintaslah seorang tua.

"Apa yang sedang kau kerjakan ?", tanya orang tua itu kepada salah seorang
dari antara mereka.
Pekerja bangunan yang pertama tanpa menoleh sedikitpun, menjawab orang tua
itu dengan ketus. "Hei orang tua, apakah matamu sudah terlalu rabun untuk
melihat. Yang aku kerjakan dibawah terik matahari ini adalah pekerjaan
seorang kuli biasa !!".

Orang tua itupun tersenyum, lalu beralih kepada pekerja bangunan yang kedua.
"Wahai pemuda, apakah gerangan yang sebenarnya kalian kerjakan ?".

Pekerja bangunan yang kedua itupun menoleh. Wajahnya meskipun ramah tampak
sedikit ragu.

"Aku tidak tahu pasti, tetapi kata orang, kami sedang membuat sebuah rumah
Pak", jawabnya lalu meneruskan pekerjaannya kembali.

Masih belum puas dengan jawaban pekerja yang kedua, orang tua itupun
menghampiri pekerja yang ketiga, lalu menanyakan hal yang sama kepadanya.
Maka pekerja yang ketiga pun tersenyum lebar, lalu menghentikan pekerjaannya
sejenak, lalu dengan wajah berseri-seri berkata.

"Bapak, kami sedang membuat sebuah istana indah yang luar biasa Pak !
Mungkin kini bentuknya belum jelas, bahkan diriku sendiripun tidak tahu
seperti apa gerangan bentuk istana ini ketika telah berdiri nanti. Tetapi
aku yakin, ketika selesai, istana ini akan tampak sangat megah, dan semua
orang yang melihatnya akan berdecak kagum. Jika engkau ingin tahu apa yang
kukerjakan, itulah yang aku kerjakan Pak !", jelas pemuda itu dengan
berapi-api.

Mendengar jawaban pekerja bangunan yang ketiga, orang tua itupun sangat
terharu, rupanya orang tua ini adalah pemilik istana yang sedang dikerjakan
oleh ketiga pekerja bangunan itu. (*)

Hal yang sama rupanya berlaku pula dalam hidup ini.

Sebagian besar orang tidak pernah tahu untuk apa mereka dilahirkan kedunia.
Mungkin karena telah begitu disibukkan oleh segala bentuk "perjuangan",
merasa tidak terlalu perduli dengannya. Bisa hidup saja sudah syukur !

Sebagian lagi, yang biasanya adalah tipe "pengekor" atau "me too" yaitu
orang-orang yang punya pandangan yang samar-samar tentang keberadaan mereka
dalam kehidupan. Sepertinya begini.kayanya begitu.kata motivator sih
begono..tapi pastinya ? Don't have idea !!

Namun sisanya : golongan terakhir -biasanya hanya segelintir orang-
menemukan "visi" atau "jati diri" mereka didunia ini. Mereka adalah
orang-orang yang tidak hanya kebetulan lahir, sekedar hidup, bertahan agar
tetap hidup, tua karena memang harus tua, kawin lagi jika ada kesempatan,
lalu berharap mati dan masuk surga, namun adalah orang-orang yang hidup
dalam arti yang sebenar-benarnya.

Mereka sering dianggap sebagai "perpanjangan tangan TUHAN". Orang-orang yang
tidak hanya berjalan dalam tuntunan tangan Yang Maha Kuasa, tetapi juga
mengenal benar kemana arah perjalanan itu, dan tentunya bergaul karib dengan
DIA, Sang Penuntun perjalanan mereka

rachel.stefanie@muliagroup.co.id via milis

Today Daily Motivational Quotes

Sementara segalanya sama, jalan hidup seseorang
itu ditentukan oleh banyaknya keterlekatan
emosional yang tidak tuntas, banyaknya kecemasan
yang menyertainya, dan cara mereka menangani
kecemasan tersebut.( Murray Bowen )

Today Daily Motivational Quotes

Saya pernah meminta nasehat kepada konselor saya
tentang pekerjaan saya. Saya bertanya,
"Bagaimana saya bisa mengetahui apakah Allah
sedang memanggil saya dan untuk apa Ia memanggil
saya ? Ia menjawab, "Anda akan mengetahui
melalui kebahagiaan Anda. Jika Anda bahagia dengan
gagasan bahwa Allah memanggil Anda untuk melayani
Dia dan sesama Anda, maka ini akan menjadi bukti
pekerjaan Anda".
( Mother Teresa )

Today Daily Motivational Quotes

Bila keadaan menjadi buruk, kita menenangkan hati dengan menganggap
bahwa keadaan akan menjadi lebih buruk. Apabila keadaan benar – benar
menjadi bertambah buruk, kita menganggap keadaan pasti akan menjadi
baik. ( Malcolm Forbes ) Semoga Bermanfaat! Salam Dahsyat!

Today Daily Motivational Quotes

Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia.( Mahatma
Gandhi )

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes,

Aturan pertama tentang lubang : Jika Anda berada dalam sebuah
lubang,berhentilah menggali. ( Molly Ivins, Kolumnis )

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes,

Apabila sudah ketemu tujuan dan destinasimu, kita
tidak akan takut betapa jauhnya perjalanan itu.
( Zhang Zhui Min, CEO Haier RRC )

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes,

Apabila sudah ketemu tujuan dan destinasimu, kita
tidak akan takut betapa jauhnya perjalanan itu.
( Zhang Zhui Min, CEO Haier RRC )

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes,

Engkau bisa mendapatkan semua yang kau inginkan
dalam hidupmu, jikalau engkau menolong cukup
banyak orang mendapatkan apa yang mereka inginkan.

( Zig Ziglar )

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes, Bila keadaan menjadi buruk, kita menenangkan hati dengan
menganggap bahwa keadaan akan menjadi lebih buruk. Apabila keadaan benar
– benar menjadi bertambah buruk, kita menganggap keadaan pasti akan
menjadi baik. ( Malcolm Forbes ) Semoga Bermanfaat! Salam Dahsyat!

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes,

Apabila jatuh dan bangkit kembali, Anda
menghasilkan sesuatu pada diri Anda. Terlalu
banyak jatuh dalam hidup adalah menyehatkan dan
menyegarkan. Jika Anda bangkit kembali – bangkit
itulah yang penting.
( Yorimoto Tashi )

Today Daily Motivational Quotes

Yohanes,

Tahu dan tidak mengerjakan berarti belum mengetahui.
( Zen )

[ akhir pekan ] Setiap Orang Punya Gaya

Setiap Orang Punya Gaya
 
Serial Insert The Dancing Leader
 

Sebagian orang itu seperti tanah yang menjadi penopang tumbuhnya biji kehidupan, stabil, teratur dan dapat diandalkan. Sebagian orang itu seperti angin yang menyebarkan biji kehidupan, dinamis, praktis dan bergerak dari satu momen ke momen lain.
 

Sebagian lagi seperti air yang menghidupi bijih kehidupan, luwes, imajinatif, dan menyegarkan setiap suasana. Lainnya seperti api, membakar kehidupan untuk menciptakan kehidupan baru, konseptual, strategis dan mewujudkan ide menjadi kenyataan.
 

Setiap orang punya gaya mereka masing-masing dalam menjalani hidup. Tidak ada yang benar, tidak ada yang salah dari gaya ini. Tidak ada pula yang lebih baik. Hanya beda gaya. Semua gaya itu juara.
 

Sayangnya, kita sering menganggap semua orang itu sama dengan kita. Kita memperlakukan orang lain seolah-olah mereka sama seperti kita.  Perlakukanlah orang lain seperti diri mereka, bukan seperti kita. Karena orang lain belum tentu sama dengan kita. Karena setiap orang punya gayanya masing-masing.
 

Menjadi The Dancing Leader berarti sadar akan gaya kita sendiri, sekaligus sadar akan gaya orang-orang disekitar kita. Kita tetap optimal menjalani gaya kita dan tetap respek terhadap gaya orang lain. Perlakukan setiap orang sesuai gayanya, termasuk ke diri kita sendiri.
 

Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, "Bagaimana gaya anda dalam berinteraksi dan menjalani hidup? Seperti tanah, angin, air atau api?"
 
Ikuti terus dengan follow @bukik di twitter
 
Bukik.com bekerja sama dengan Trijaya FM Surabaya
akan menyiarkan insert
The Dancing Leader
mulai Senin 4 Oktober selama satu bulan
Ingat, setiap 18.45 atau 19.00 WIB
stay tune on Trijaya FM 104.7
Buat rekan-rekan luar Surabaya
Ikuti streamingnya di http://radiotrijaya.co.id
Jangan lupa masukkan reminder

MISS FATI AHMED ALI ASSALAMU ALAIKUM

MISS FATI AHMED ALI ASSALAMU ALAIKUM
Dearest
I am writing this mail to you with tears and sorrow from my heart,i know that this mail might come to you as a surprise because you don't know me and i don't know you too.

My name is Miss Fati Ahmed Ali, Medical student , my father of a blessed memory by name Late Mr Ahmed Ali Ibrahim was the deputy general manager with CNPC oil company at the Khartoum refinery in Sudan was killed alongside with my beloved mother and our family house burnt down by the rebels during the last crisis in my country when Janjaweed militant came to our house,and this was what sent me away from my country to Burkina Faso as i made my escape only by God's special grace and with the help of Catholic Missionaries because i was in the boarding house when this incident took place. You can read more about my country in the bbc news

http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6469857.stm OR http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6595333.stm

Actually in search of an honest and reliable person who will help me to relocate to western world for a better life,i have chosen to contact you after my prayers and i believe you will not try to cheat me but rather take me as your own person. Though you may wonder why I am so soon giving in to you without seeing you, well I will say that my instinct still tells me that you could be truthful to me.

Briefly,I will like to disclose much to you if you will help me to relocate to your country with the substance that i inherited from my parent. I have a substantial amount of $4.3 Million which i will like to invest in your country into any lucrative business venture which you are to advise and execute seeing that i have no business experience for now.

However, I shall forward to you the necessay documents on confirmation of your acceptance to assist me for the transfer and investment of the fund. As you will help me in an investment, and i will like to complete my studies, as i was in my 1st year in the university, when the crisis started.
It is my intention to compensate you with 10% of the total money for your services and the balance shall be my investment capital. This is the reason why i decided to contact you. Please all communications should be through this email address only for confidential purposes.

As soon as i receive your positive response showing your interest i will put things into action immediately. In the light of the above, I shall appreciate an urgent message indicating your ability and willingness to handle this transaction sincerely. Awaiting your urgent and positive response.

Please do keep this only to yourself please i beg you not to disclose it till i come over , once the fund has been transferred. With due respect, I am pleading that you help me, i am giving all this detail information with every transparency believing that you will have a clear picture of the base of help i need from you. I hope to hear from you soon,May truth and love be the guiding word in my refuge in you dear helper..
Sincerely yours,

Miss Fati Ahmed


 

MENYIKAPI PUJIAN

   Sepasang angsa bersiap meninggalkan danau yang airnya mulai
   mengering. Seekor kodok memohon untuk bisa ikut dengan mereka pindah
   ke danau lain. Namun, angsa bingung bagaimana cara membawa si kodok.
   Si kodok punya ide brilian, "Kalian gigit kedua ujung akar rumput
   ini, saya akan menggigit bagian tengahnya. Kemudian bawalah saya
   terbang." Angsa setuju. Mereka pun terbang. Di angkasa, sekelompok
   burung memuji kecerdikan mereka dan bertanya,  "Kalian sungguh
   cerdik, siapa yang punya ide secemerlang ini?" Si kodok menjawab
   dengan bangga, "Ide saya." Saat itu terlepaslah gigitannya, ia pun
   jatuh ke bawah dan mati.

   Pujian ibarat pedang bermata dua. Bisa produktif kalau kita sikapi
   dengan rendah hati; sebagai motivasi dan alasan untuk berbuat lebih
   baik. Akan tetapi, bisa juga kontraproduktif kalau kita sikapi
   dengan besar kepala; sebagai bentuk kemenangan dan kebanggaan diri.
   Maka, penting sekali menyikapi pujian dengan penguasaan diri. Tanpa
   penguasaan diri kita akan mudah dimabukkan oleh pujian. Mabuk pujian
   awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada si kodok.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes