Sepasang angsa bersiap meninggalkan danau yang airnya mulai
mengering. Seekor kodok memohon untuk bisa ikut dengan mereka pindah
ke danau lain. Namun, angsa bingung bagaimana cara membawa si kodok.
Si kodok punya ide brilian, "Kalian gigit kedua ujung akar rumput
ini, saya akan menggigit bagian tengahnya. Kemudian bawalah saya
terbang." Angsa setuju. Mereka pun terbang. Di angkasa, sekelompok
burung memuji kecerdikan mereka dan bertanya, "Kalian sungguh
cerdik, siapa yang punya ide secemerlang ini?" Si kodok menjawab
dengan bangga, "Ide saya." Saat itu terlepaslah gigitannya, ia pun
jatuh ke bawah dan mati.
Pujian ibarat pedang bermata dua. Bisa produktif kalau kita sikapi
dengan rendah hati; sebagai motivasi dan alasan untuk berbuat lebih
baik. Akan tetapi, bisa juga kontraproduktif kalau kita sikapi
dengan besar kepala; sebagai bentuk kemenangan dan kebanggaan diri.
Maka, penting sekali menyikapi pujian dengan penguasaan diri. Tanpa
penguasaan diri kita akan mudah dimabukkan oleh pujian. Mabuk pujian
awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada si kodok.
0 komentar:
Posting Komentar