[ Artikel ]Pertanda Apakah Kejemuan Terhadap Pekerjaan Itu?

Artikel: Pertanda Apakah Kejemuan Terhadap Pekerjaan Itu?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Jika tidak pernah merasa jemu dalam pekerjaan, mungkin kita belum cukup lama menjalaninya. Sebab, agak aneh juga jika hal-hal rutin yang kita lakukan dalam jangka panjang masih bersifat 'biasa-biasa' saja. Bukahkah kita merasa jemu jika hidup kita menjadi datar? Sebaliknya, 'percikan-percikan' kecil bisa memberi nuansa yang lebih berwarna bagi perjalanan karir kita. Jadi, jika suatu saat kelak menemui kejemuan; tidak perlu terlalu risau. Karena sesungguhnya hal itu merupakan pertanda yang mengirim sinyal supaya kita mendefinisikan ulang premis-premis hidup yang selama ini dipegang teguh.

Kadang-kadang kita keliru mengartikan kejemuan sebagai sinyal untuk berpindah. Sehingga kalau kita merasa jemu, hal pertama yang terpikirkan adalah; bagaimana menemukan pekerjaan baru? Padahal, dalam banyak situasi kita tidak benar-benar pindah kepada pekerjaan yang sungguh-sungguh baru. Melainkan sekedar kepada 'tempat' baru. Faktanya, kita pindah ke perusahaan lain untuk mengerjakan pekerjaan yang sama. Jika saya orang marketing di perusahaan A, saya pindah ke perusahaan B dengan fungsi sebagai tenaga marketing juga. Sebagai engineer handal diperusahaan C, saya pindah ke perusahaan D untuk menjadi engineer juga. Akuntan, pindah tempat untuk menjadi akuntan juga. Dan sebagainya. Hanya sedikit perusahaan yang mau menerima kita untuk melakukan sesuatu yang benar-benar 'baru' sehingga kita bisa mulai lagi dari nol besar.

Padahal tidak semua kejemuan terhadap pekerjaan bisa diobati dengan perpindahan. Boleh jadi yang sesungguhnya kita butuhkan adalah menantang diri sendiri untuk berkreasi. Membuat sesuatu yang baru dengan tugas kita sehari-hari. Sebut saja itu sebagai 'perpindahan micro', yaitu perpindahan dari mengerjakan sesuatu sebatas rutinitas menjadi 'tempat melahirkan' gagasan-gagasan baru. Dengan begitu, kita selalu memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk 'melakukan hal-hal baru'. Sebab, hal baru bisa menjadi jawaban atas kejemuan. Dan lebih dari itu perusahaan tempat kita bekerja pun mendapatkan kegembiraan yang tiada tara. Sebab, ketika anda berubah dari karyawan yang tengah dilanda oleh kejemuan menjadi karyawan yang haus untuk melahirkan inovasi demi inovasi; maka perusahaan itu menjadi semakin tidak tertandingi. Bayangkan, jika semua karyawan diperusahaan menjadi seperti itu? Tidak terhingga dampak positif yang ditimbulkannya bukan?

Sekarang bayangkan lagi; jika anda bisa menjadi motor penggerak inovasi diperusahaan seperti itu. Kira-kira keuntungan apa yang bisa anda dapatkan? Pertama, anda terbebas dari kejemuan itu. Kedua, anda bisa menjadi role model bagi orang-orang yang anda pimpin dan rekan-rekan lain. Ketiga, anda bisa menjadi pilihan utama jika perusahaan harus memilih seseorang untuk diberi tanggungjawab yang lebih besar. Keempat, perusahaan tidak akan membiarkan anda pergi begitu saja. Kelima, halah banyak sekali keuntungan yang anda bisa dapat itu rupanya?

Sebaliknya, jika anda memilih untuk menjadi karyawan yang membiarkan diri terpenjara oleh kejemuan itu. Cepat atau lambat, kinerja anda akan menurun. Sehingga para pendatang baru akan mengambil alih pamor yang selama ini anda miliki. Dan ketika itu terjadi, sangat logis jika perusahaan menganggap anda sebagai masa lalu.

Jadi, situasi mana yang anda pilih?

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangka darusman. com/
Managing Partner & Learning Facilitator IFSHA Strategic

Catatan Kaki:
Ingatlah ketika pertama kali kita mendapatkan pekerjaan itu. Kita begitu bersemangat. Sehingga setiap hari, kita tidak sabar untuk segera masuk ke kantor.

Jika Anda membutuhkan Artikel Gratis untuk Mading kantor silakan
hubungi kami japri dengan subjek "Artikel Mading" ke dkadarusman@ yahoo.com

Jika ingin mengundang Dadang Kadarusman untuk In-House Program di perusahaan Anda, silakan kirim email ke invite@dadangkadaru sman.com

[ Artikel ] Bagaimana Mungkin Carrefour Bisa Memberi Diskon 90%?

Beberapa waktu lalu beberapa surat kabar nasional mewawancarai beberapa nara
sumber terkait iklan dari Carrefour yang memberi diskon 90% di libur panjang
Pemilu lalu. Tidak hanya Carrefour sebenarnya yang melakukan promosi
besar-besaran menyambut libur panjang Pemilu lalu namun hanya Carrefour yang
paling mengundang perbincangan.

Di dalam tulisan hasil wawancara di Kompas seorang nara sumber mengatakan
seolah-olah Carrefour mampu melakukan itu karena kemampuannya menekan
supplier (pemasok) melalui trading term. Juga mengatakan bahwa KPPU harus
menyelidiki dan berbagai komentar lain yang menuduh bahwa Carrefour telah
melakukan tindakan salah.

Saya ingin menyampaikan pandangan saya selaku praktisi dan konsultan yang
tahu bagaimana seluk beluk sebuah bisnis ritel dikelola.
Pertama, yang diobral besar-besaran oleh Carrefour adalah barang-barang
dalam kelompok *general merchandise (*non fast moving consumer goods) yang
memiliki margin rata-rata antara *30%-50%*. Itu margin antara rata-rata
berarti ada kelompok barang yang memiliki margin di atas *50%*.

Kedua, yang diobral itu juga sebagian besar adalah barang-barang lama dan
tinggal sisa-sisa yang harus dibersihkan secara berkala karena dengan
berbagai alasan antara lain: model sudah kuno, kondisi barang sudah tidak
terlalu baik, sudah agak lusuh dan ada lecet kecil di sana-sini.

Ketiga, hanya beberapa barang saja yang jumlahnya juga tidak banyak yang
didiskon *90%* sedangkan sebagian besar lagi tidak didiskon 90% melainkan
hanya didiskon 30%-50%. Itu sendiri ditulis di Kompas jadi semua orang juga
bisa menghitung bahwa tidak semua barang didiskon 90%.

Itu hanya sedikit alasan kenapa diskon itu mungkin dilakukan tanpa harus
merugi. Nah berikut saya akan ulas secara lebih detil untuk menunjukkan
contoh mengapa Carrefour bisa melakukan itu. Tetapi sebelum terlampau jauh,
saya harus katakan bahwa ini bukan teknologi dari Carrefour saja. Ini hanya
hitungan matematis terapan yang bisa diterapkan peritel manapun.

Perhatikan tabel di paling atas tulisan ini.

Contoh dalam tabel di atas. Jika sebuah peritel membeli barang sebanyak
5.000 buah dengan harga pokok pembelian (HPP) Rp 1.000,-. Jika peritel ingin
mendapatkan margin sebesar 40% maka dia harus menjual Rp 1.666,67.

Nah, barang tersebut belum tentu sukses dijual dengan harga yang diinginkan
oleh peritel bukan? Katakanlah ternyata barang tadi hanya mampu dijual
dengan harga normal sebanyak 70% nya saja berarti hanya terjual sebanyak
3.500 buah dengan harga Rp 1.666,67.

Sedangkan sisanya yang 1.500 buah pada waktu yang sudah ditentukan, misalkan
6 bulan, sudah dianggap ketinggalan jaman sehingga daripada hanya memenuhi
rak dan menjadi uang mati maka lebih baik dilakukan *clearance sales*. Nah
itulah yang dilakukan oleh Carrefour tadi, contohnya dengan melakukan diskon
besar-besaran. Kalau perlu diskon 90%.

Mari kita kembali lihat tabel di atas. Jika sisa barang sebanyak 30% atau
1.500 buah diobral sampai dengan 90% pun maka peritel harus menjual dengan
harga Rp 166,67. Memang rugi dan memang di bawah harga perolehan.

Sekarang mari lihat hasil akhirnya. Penjualan 70% dari total persediaan awal
ditambah penjualan 30% dari total persediaan yang diobral menghasilkan
penjualan Rp *6.083.333,- *sedangkan modal atau HPP-nya hanya Rp *
5.000.000,-* Itu artinya peritel masih mengalami untung Rp *1.083.333,- *atau
untung sebesar *17.81%*. Memang tidak sebesar yang direncanakan namun juga
tidak rugi. Hanya marginnya saja berkurang.

Jadi, setelah melihat argumentasi di atas ditambah lagi hitungan yang rada
teknis seperti yang saya uraikan di atas, nyata bahwa apa yang dilakukan
oleh Carrefour bukanlah sesuatu yang harus selalu dicurigai sebagai suatu
tindakan yang melanggar kepatutan bisnis apalagi melanggar peraturan. Perlu
juga bagi media untuk mencari nara sumber yang berkompeten agar bisa
mendapatkan pandangan yang berimbang sekaligus mencerdaskan masyarakat dan
pelaku usaha serta tidak menimbulkan keresahan dunia usaha.

Catatan: tulisan ini juga dimuat penulis di blog:
http://guswaiway. blogspot. com

[ Artikel ] carefour komentar

Secara pribadi saya setuju sekali dengan pendapat mr Guswai, dan itu juga merupakan logika perhitungan sederhana.
Yang perlu di perhatikan adalah bukan dari sisi penjualannya. Tapi KPPU benar-benar mengawasi pengaruh real berdirinya carefour dengan usaha kecil yang bersentuhan langsung carefour tersebut setidaknya radius 5 km. Ini bisa dilakukan dengan mudah, misalnya dengan menghitung omset dari usaha tersebut sebelum berdirinya carefour dan sesudahnya.
Sementara itu upaya untuk menekan pihak supplair terjadi karena timpangnya bargaining position satu pihak. Letak pentingnya KPPU ada disini, bagaimana KPPU bisa mengawasi dan menekan satu pihak untuk dapat bersain secara fair akan menunjukkan kegunaan dari lembaga itu sendiri. Pasti dengan kapasitas orang-orang yang ada di KPPU sekarang dapat merumuskan kebijakan yang tepat.
Demikian sedikit tanggapan dari saya,

Syarif

Renungan TEOLOGIA ARSIK

>> Tanggal: Senin, 11 Mei 2009
>> Bacaan : Kejadian 50:15-21
>> Setahun: Mazmur 91-93
>> Nats: Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
>> tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
>> maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni
>> memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kejadian 50:20)
>>
>> Judul:
>> TEOLOGIA ARSIK
>>
>> Arsik adalah makanan tradisional Batak. Terbuat dari bahan dasar ikan
>> mas, arsik diolah dengan beragam bumbu; cabe, bawang, kunyit, jahe,
>> lengkuas, merica, dan banyak lagi bumbu lain yang membuatnya kaya
>> cita rasa. Arsik akan sangat nikmat jika bumbunya telah bercampur dan
>> meresap dalam ikan mas tersebut. Setiap bahan dari masakan ini tidak
>> akan terasa enak jika dipisah-pisahkan. Ikan mas saja ditumis tanpa
>> bumbu, pasti hambar. Memakan cabe saja, pasti pedas. Kunyit pun tak
>> enak dan pahit. Lengkuas terasa panas. Merica, tak ada yang mau
>> makan. Namun ketika dipadukan, jadilah arsik -- ikan mas yang lezat.
>>
>> Begitulah hidup dalam Tuhan. Jika dilihat sebagian bisa terasa pahit,
>> pedas, dan tidak enak. Namun paduan yang pedas, pahit, dan hambar
>> bisa menjadi nikmat. Yusuf bertumbuh bijaksana justru lewat
>> pengalaman pahit dan pedas selama di Mesir. Dibenci saudara, dijual
>> ke Mesir, menjadi budak Potifar, difitnah istri Potifar, dipenjara
>> dan dilupakan, semuanya adalah pengalaman pahit di hidup Yusuf. Itu
>> bisa saja menjadikannya pribadi yang penuh amarah, benci, dan dendam.
>> Namun, Yusuf belajar melihat hal itu sebagai cara Tuhan memelihara
>> Israel demi menggenapi janji-Nya kepada Abraham.
>>
>> Inilah teologia arsik. Hidup kita ibarat arsik. Jangan hanya
>> melihatnya sepenggal-sepenggal. Jangan terfokus pada sisi buruknya
>> saja. Lihatlah secara keseluruhan. Pengalaman hidup yang pahit akan
>> membuat iman dan karakter kita bertumbuh dewasa dan berbuah. Segala
>> sesuatu yang awalnya tampak buruk adalah resep Tuhan meramu sebuah
>> keindahan rohani dalam hidup kita. Tuhan, arsitek hidup manusia, akan
>> menjadikan semua indah pada waktunya --DBS
>>
>> HIDUP SEPERTI ADONAN KUE YANG TERDIRI DARI BERBAGAI BAHAN
>> YANG TAK DAPAT DIRASA NIKMAT HINGGA KUE ITU DISAJIKAN
>>
>>
>> e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/052009/11.html
>> e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/05/11/
>> ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
>> Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kejadian+50:15-21
>>
>> Kejadian 50:15-21
>>
>> 15. Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka
>> telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam
>> kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang
>> telah kita lakukan kepadanya."
>> 16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada
>> Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan:
>> 17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya
>> kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah
>> berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya
>> kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah
>> Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
>> 18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya
>> serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
>> 19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab
>> aku inikah pengganti Allah?
>> 20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
>> tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
>> maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni
>> memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
>> 21 Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan
>> anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan
>> menenangkan hati mereka dengan perkataannya.
>>
>>
>> Bacaan Alkitab Setahun:
>> http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+91-93
>>
>>
>> e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
>> Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
>> Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
>>

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes