[ Artikel ]

MELUPAKAN YANG DI BELAKANG

Seorang pemain biola desa lolos ke final kompetisi nasional. Di
malam final, permainannya mengundang decak kagum hingga semua
menduga dialah yang bakal menang. Tiba-tiba, di bagian akhir
permainannya, satu senar biolanya putus. Penonton menahan napas. Ada
yang spontan berdiri. Bahkan pemimpin orkestra pengiring sempat
berhenti. Namun, si pemain biola tetap tenang dan terus bermain,
walau suara biolanya tak seindah semula. Ia tahu, tak ada gunanya
memikirkan senar yang putus. Itu takkan menyambungnya lagi. Hanya
membuang waktu dan energi. Lebih baik ia konsentrasi memainkan senar
yang masih bisa dimainkan. Meski kalah lomba, ia menang atas
kekhawatiran dan pemborosan energi.

Pemborosan energi terbesar bisa berwujud kekhawatiran dan pikiran
negatif yang dihabiskan untuk memikirkan hal yang tak dapat diubah.
Paulus sadar hal ini. Jika ia menghabiskan energi untuk memikirkan
kesalahannya pada masa lalu, ia takkan dapat melayani dengan baik.
Ia terlibat dalam pembunuhan Stefanus. Ia penganiaya jemaat. Sampai
tua ia masih sadar akan dosa-dosanya (1Timotius 1:16). Namun Paulus
tahu, ia tak mungkin mengubah masa lalu. Maka, ia melupakan masa
lalu dan mengarahkan diri ke masa depan.

Pernahkah Anda menyesalkan kesalahan pada masa lalu, menghabiskan
energi dengan pemikiran "seandainya ini" atau "itu"? Anda tak perlu
terus memikirkan "senar putus". Seribu "seandainya" bisa dibuat
dalam situasi-situasi demikian. Namun, pemborosan energi ini tak
akan mengubah apa pun. Masa lalu tidak mungkin diubah. Jadi, jangan
boroskan energi, lebih baik kita pakai kekuatan dan waktu yang masih
ada untuk memainkan senar yang masih utuh -DBS

JANGAN HIDUP PADA MASA LALU
ARAHKAN HIDUP DAN WAKTU PADA APA YANG MASIH BISA DIUBAH

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes