artikel

                           MELIHAT DENGAN BENAR

  Seorang pendeta ditanyai apa yang menjadi kunci kepuasan hatinya. Ia
  menjawab, "Kuncinya terletak pada penggunaan mata secara benar.
  Dalam keadaan apa pun, saya terlebih dahulu mengangkat kepala,
  melihat ke surga, dan menyadari bahwa tujuan utama saya di bumi ini
  adalah untuk kembali ke sana. Kemudian, saya akan melihat ke tanah,
  dan menyadari betapa kecilnya tempat yang diperlukan untuk
  menguburkan saya jika saya mati nanti. Lalu, saya akan memandang ke
  sekeliling, dan mengamati tidak sedikit orang yang dalam berbagai
  hal lebih menderita dari saya. Dari situ saya belajar letak
  kebahagiaan yang sejati, akhir dari segala kekhawatiran kita, dan
  betapa sedikitnya alasan untuk mengeluh."

  Kepuasan hati adalah soal cara pandang dan pola pikir. Menurut kamus
  Alkitab, kepuasan hati bersumber dari sikap yang sedia membatasi
  keinginan diri menurut bagian yang ditentukan bagi kita. Tanpa
  kepuasan, kita akan dirongrong kecemburuan, ketamakan, kekhawatiran.
  Bukannya mengucap syukur, kita malah mengeluh.

  Daud menemukan kepuasan hati dengan menjadikan Tuhan sebagai bagian
  warisan dan pialanya. Warisan mengacu pada kekekalan yang akan kita
  nikmati dalam persekutuan dengan Tuhan. Adapun piala mengacu pada
  pemeliharaan dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Ia
  puas dengan kebaikan Tuhan-di bumi ini dan di dalam kekekalan.

  Kita bisa belajar melihat "ke surga", "ke tanah", dan "ke
  sekeliling"-menyadari kemurahan Tuhan di dalam hidup kita dan
  mengingat pengharapan kekal yang kita miliki di dalam Dia. Kiranya
  hal itu memenuhi hati kita dengan rasa syukur dan rasa puas -ARS

     KEPUASAN SEJATI TIDAK AKAN KITA TEMUKAN DARI KEADAAN SEKITAR
          TETAPI SUATU KARUNIA YANG DILIMPAHKAN DARI SURGA

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes