[ artikel ]

Posted by: "silva liem" silva.liem@gmail.com
Mon Mar 8, 2010 6:53 pm (PST)


Belajar Memberantas Kemiskinan

Apa artinya kemiskinan bagi anda? Apa tanda-tanda yang menyertai orang
sehingga ketika kita tidak salah sasaran dalam membantu memberantas
kemiskinan itu?

Bagaimana kalau kali ini kita mendefinisikan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan untuk hadir dan siap di dalam gereja menjelang Misa dimulai?
Ya… ketidakmampuan itu bisa terjadi satu kali, dua kali atau terlalu sering
sehingga tak terhitung lagi. Apapun yang menyebabkan ketidakmampuan - jarang
atau sering itu, - baiklah kita kembalikan kepada masing-masing yang
mengalaminya. Selanjutnya mari kita simak kelanjutan tulisan ini.

Kemungkinan besar setiap orang Katolik pernah mengalami "kemiskinan"
sebagaimana yang kita maksud di atas. Dan bagi sebagian orang, tidak
mendapatkan tempat duduk yang layak dan nyaman akan dirasakan sebagai
halangan untuk dapat mengikuti dengan khidmat, apalagi untuk orang yang
sungguh memaknai Misa sebagai anugerah Sakramen Ekaristi. Disisi lain, mari
kita bertanya, apakah memang tidak tersedia lagi tempat duduk yang terdekat
dengan altar atau setidaknya yang mendukung suasana khidmat beribadat?
Bukankah sering kali di deretan bangku yang kita tempati masih bisa diisi
oleh satu atau dua orang tapi tidak dihampiri oleh "si penumpang terakhir"
karena tidak kelihatan.

Aha……….bagaimana kalau kita bagikan tempat duduk yang kosong itu kepada"para
penumpang terakhir" atau mereka yang "kedapatan miskin" pada saat itu?
Dengan demikian, kita memberantas kemiskinan juga kan?

Sejauh ini kita boleh berterimakasih kepada petugas yang selalu memeriksa
jika ada tempat yang masih lowong dan mengantar "si penumpang terakhir" ke
deret bangku dimaksud. Sebenarnya, keberadaan si petugas yang rajin dan
murah hati ini menghilangkan kesempatan kepada setiap orang lainnya untuk
secara aktif rela berbagi dan bertindak nyata memberantas "kemiskinan" kan?

Sampai disini, jika anda setuju, mari kita lihat bagaimana caranya kita
melaksanakan himbauan yang telah didaulat sebagai tema APP ini? Baiklah kita
tidak mengurung ide dan tujuan baik dalam kandang yang berbunyi: "ide bagus
tapi sulit menerapkannya" atau "kita tidak punya sarana untuk
melaksanakannya" atau "kedengarannya lucu dan terlalu mengada-ada" atau
"cara yang saat ini dilakukan sudah cukup baik, mengapa kita perlu
merubahnya?" atau dan atau atau lainnya. Sebaliknya, mari kita urun rembug
menyumbangkan ide bagaimana kita bisa membuat kongkret upaya pemberantasan
kemiskinan jenis yang satu ini, misalnya:

*Cara 1:* Menyiapkan beberapa *index card* yang masing-masing berisi angka
1, 2, atau 3 (kalau di deretan bangku masih tersedia lebih ruang untuk lebih
dari 3 orang, rasa-rasanya sih masih kasat mata bisa ditemukan oleh
"penumpang terakhir" atau "si miskin" ya) dan ditempatkan di pinggir setiap
deret bangku dalam gereja. Supaya tidak kotor, *index card* tersebut kita
laminating. Tugas kita yang sudah mendapat tempat duduk layak adalah
membagikan informasi tersedianya tempat duduk (sesuai jumlahnya) kepada para
"para penumpang terakhir" dan "para miskin" pada menit-menit terakhir
menjelang perayaan Misa dimulai. Dengan melihat angka di *index card* yang
terangkat, maka "para penumpang terakhir" dan "para miskin" ini diajak untuk
menempati deret bangku tersebut. Alhasil, semakin banyak orang yang dapat
menikmati anugerah Sakramen Ekaristi dengan sebaik-baiknya.

*Cara 2:* Orang yang duduk di deret bangku yang masih tersedia tempat duduk
berdiri mengacungkan jari sesuai jumlah tempat duduk yang tersedia. Jadi
seperti *salesman* yang menawarkan produknya, hanya "*salesman"* yang satu
ini diam tidak bersuara, hanya mengandalkan bahasa isyarat melalui jari-jari
tangannya. Alhasil? sama dengan atas, semakin banyak orang dapat menikmati
Misa dengan sebaik-baiknya. (kayaknya cara yang ini gak banyak diminati deh,
lebih-lebih karena masyarakat kita adalah masyarakat pemalu yang gak mau
tampil, sekalipun tampil untuk berbuat baik)

*Cara 3:* silakan diusulkan

*Cara 4:* silakan diusulkan

*Cara 5 dst...:* silakan diusulkan

Manfaat jangka panjang dari kita melakukan pemberantasan kemiskinan jenis
ini saya yakin memiliki makna mendalam, misalnya:

· terbentuknya suatu tradisi berbagi dan mengasihi sebagaimana
dicirikan dalam ajaran KRISTUS.

· setiap orang bisa berbagi, tidak terbatas pada orang kaya materi
saja.

· adanya warisan bagi anak cucu kita untuk juga bisa belajar
membagikan kelebihannya – yang paling sederhana namun paling mudah luput
dari *kesadaran untuk mensyukurinya* – kepada sesama. Saya garisbawahi
kesadaran untuk mensyukurinya karena sepertinya semakin banyak penyakit jiwa
maupun sekadar hilangnya rasa percaya diri yang disebabkan oleh karena
manusia lupa mensyukuri keberadaan dan kondisinya. Dengan membiasakan anak
cucu kita bersyukur dan berbagi, bukankah kita lebih dapat berharap untuk
dapat memberi bekal yang positif dalam perjalanan hidup mereka nantinya dan
juga menghasilkan potret Gereja masa depan yang lebih cantik?

Rasanya cukup panjang sudah tulisan yang dimaksudkan untuk brainstorming
melalui milis (*i-brainstorming) * ini, mohon tanggapan dan komentarnya…

Terimakasih dan salam,

Silva

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes