[ Artikel ] Bagaimana Mungkin Carrefour Bisa Memberi Diskon 90%?

Beberapa waktu lalu beberapa surat kabar nasional mewawancarai beberapa nara
sumber terkait iklan dari Carrefour yang memberi diskon 90% di libur panjang
Pemilu lalu. Tidak hanya Carrefour sebenarnya yang melakukan promosi
besar-besaran menyambut libur panjang Pemilu lalu namun hanya Carrefour yang
paling mengundang perbincangan.

Di dalam tulisan hasil wawancara di Kompas seorang nara sumber mengatakan
seolah-olah Carrefour mampu melakukan itu karena kemampuannya menekan
supplier (pemasok) melalui trading term. Juga mengatakan bahwa KPPU harus
menyelidiki dan berbagai komentar lain yang menuduh bahwa Carrefour telah
melakukan tindakan salah.

Saya ingin menyampaikan pandangan saya selaku praktisi dan konsultan yang
tahu bagaimana seluk beluk sebuah bisnis ritel dikelola.
Pertama, yang diobral besar-besaran oleh Carrefour adalah barang-barang
dalam kelompok *general merchandise (*non fast moving consumer goods) yang
memiliki margin rata-rata antara *30%-50%*. Itu margin antara rata-rata
berarti ada kelompok barang yang memiliki margin di atas *50%*.

Kedua, yang diobral itu juga sebagian besar adalah barang-barang lama dan
tinggal sisa-sisa yang harus dibersihkan secara berkala karena dengan
berbagai alasan antara lain: model sudah kuno, kondisi barang sudah tidak
terlalu baik, sudah agak lusuh dan ada lecet kecil di sana-sini.

Ketiga, hanya beberapa barang saja yang jumlahnya juga tidak banyak yang
didiskon *90%* sedangkan sebagian besar lagi tidak didiskon 90% melainkan
hanya didiskon 30%-50%. Itu sendiri ditulis di Kompas jadi semua orang juga
bisa menghitung bahwa tidak semua barang didiskon 90%.

Itu hanya sedikit alasan kenapa diskon itu mungkin dilakukan tanpa harus
merugi. Nah berikut saya akan ulas secara lebih detil untuk menunjukkan
contoh mengapa Carrefour bisa melakukan itu. Tetapi sebelum terlampau jauh,
saya harus katakan bahwa ini bukan teknologi dari Carrefour saja. Ini hanya
hitungan matematis terapan yang bisa diterapkan peritel manapun.

Perhatikan tabel di paling atas tulisan ini.

Contoh dalam tabel di atas. Jika sebuah peritel membeli barang sebanyak
5.000 buah dengan harga pokok pembelian (HPP) Rp 1.000,-. Jika peritel ingin
mendapatkan margin sebesar 40% maka dia harus menjual Rp 1.666,67.

Nah, barang tersebut belum tentu sukses dijual dengan harga yang diinginkan
oleh peritel bukan? Katakanlah ternyata barang tadi hanya mampu dijual
dengan harga normal sebanyak 70% nya saja berarti hanya terjual sebanyak
3.500 buah dengan harga Rp 1.666,67.

Sedangkan sisanya yang 1.500 buah pada waktu yang sudah ditentukan, misalkan
6 bulan, sudah dianggap ketinggalan jaman sehingga daripada hanya memenuhi
rak dan menjadi uang mati maka lebih baik dilakukan *clearance sales*. Nah
itulah yang dilakukan oleh Carrefour tadi, contohnya dengan melakukan diskon
besar-besaran. Kalau perlu diskon 90%.

Mari kita kembali lihat tabel di atas. Jika sisa barang sebanyak 30% atau
1.500 buah diobral sampai dengan 90% pun maka peritel harus menjual dengan
harga Rp 166,67. Memang rugi dan memang di bawah harga perolehan.

Sekarang mari lihat hasil akhirnya. Penjualan 70% dari total persediaan awal
ditambah penjualan 30% dari total persediaan yang diobral menghasilkan
penjualan Rp *6.083.333,- *sedangkan modal atau HPP-nya hanya Rp *
5.000.000,-* Itu artinya peritel masih mengalami untung Rp *1.083.333,- *atau
untung sebesar *17.81%*. Memang tidak sebesar yang direncanakan namun juga
tidak rugi. Hanya marginnya saja berkurang.

Jadi, setelah melihat argumentasi di atas ditambah lagi hitungan yang rada
teknis seperti yang saya uraikan di atas, nyata bahwa apa yang dilakukan
oleh Carrefour bukanlah sesuatu yang harus selalu dicurigai sebagai suatu
tindakan yang melanggar kepatutan bisnis apalagi melanggar peraturan. Perlu
juga bagi media untuk mencari nara sumber yang berkompeten agar bisa
mendapatkan pandangan yang berimbang sekaligus mencerdaskan masyarakat dan
pelaku usaha serta tidak menimbulkan keresahan dunia usaha.

Catatan: tulisan ini juga dimuat penulis di blog:
http://guswaiway. blogspot. com

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes