[ Artikel ] Strategi "Perang" Melawan Orang Lain

Dear Leaders,


Tulisan di bawah adalah sharing saya menanggapi sebuah tulisan yang saya
petik dari Milis Tetangga mengenai Pemahaman Diri oleh Bpk
ChristianHuang.Menurut saya tulisan beliau sangat membangundan saya
berharap bisa membantu dan meng-inspirasirekan-rekan Leaders.

Dari pengalaman pribadi saya….. Tanpa pengetahuan tentang diri sendiri
dan pemahaman diri sendiri, bagaimana kita mengatahui apa yang kita
inginkan?


Sekitar 3 tahun lalu, hidup saya masih tanpa arah tujuan. Saya selalu
bekerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas saya, tetapi setelah "tugas"
selesai saya hanya merasa puas. Lalu saya bertanya "Sekarang apa lagi?".
Hal ini berubah ketika saya menemukan cara untuk membuat saya "SADAR"
akan tujuan hidup saya. Saya sebenarnya tahu tujuan hidup saya. Hanya
saya tidak pernah meluangkan waktu untuk berpikir dan memahami diri
sendiri. Alasannya "Saya terlalu sibuk!!!".


Tetapi telah terjadi banyak perubahan…. Sekarang saya jauh lebih paham
akan diri sendiri dibanding 3 tahun lalu. Saya telah menemukan cara untk
memahami diri sendiri sehingga saya bisa menang di banyak "peperangan".


Manusia Hidup Berinteraksi Dengan Manusia lain. Saya Dan Mereka.

Jika saya sudah memahami dan mengenal diri saya sendiri, bukankah saya
sudah memenangi 50% Dari peperangan?

Jika saya sudah memahami dan mengenal diri saya DAN orang lain, bukankah
saya akan memenangi 100%daripeperangan?


Warm
regards,
Herry Widjaja
HAO Event Managemen t"Developing People, One at A Time"
[Manager-Indonesia]

Sent:Tue,December21,20103:20:29AM
Subject:#10DailyBread"He who knows others is wise. He who knows himself
is enlightened."

Lao Tzu


Orang yang memahami orang lain adalah bijak.Orang yang memahami diri
sendiri akan dicerahkan.


Sewaktu mengikuti acara retreat semasa SMA, saya pernah ditanya satu
pertanyaan yg waktu itu saya bingung menjawabnya. Saya masih ingat
pertanyaannya : Susah manakah memahami orang lain ataukah lebih susah
memahami dirimu sendiri ?


Saya bingung menjawabnya karena :
1. Saya seringkali salah memahami orang lain. Sering saya salah paham
dengan teman, karena saya salah dalam memahami jalan pikir mereka.
2. Saya juga tidak tahu apakah saya sudah memahami diri saya sendiri.
Sebab -waktu itu- saya masih sering bertanya pada diri sendiri : mengapa
saya selalu disalahkan orang lain ? Apakah salah diriku ?

Sampai dengan retreat selesai, saya masih belum bisa menemukan
jawabannya. Ini bukan karena pembinanyayang bodoh, tetapi karena saya
yang masih belum cukup mengerti.

"Saya masih belum cukup mengerti". Kalimat sederhana ini sebenarnya
merupakan salah satu mekanisme pertahanan ego saya untuk menutupi
kekerasan hati bahwa "saya memang tidak mau mengerti". Akibat kekerasan
hati saya itulah maka saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan
pembina.

Untuk membuka hati adalah tidak mudah. Saya perlu perjuangan yang cukup
lama, dan tentunya disertai perenungan terus menerus. Sampai di suatu
hari, saya membaca satu peribahasa "kuman di seberang lautan nampak;
gajah di pelupuk mata tidak nampak". Peribahasa itu berarti : lebih
mudah melihat kesalahan orang, daripada melihat kesalahan diri. Dari
sini, saya-pun menyadari bahwa memahami orang lain adalah jauh lebih
mudah daripada memahami diri sendiri.

Kemudian, mengapa kita harus memahami orang lain, dan mengapa juga
memahami diri sendiri ? Memahami orang lain akan membuat kita semakin
bijak. Ibaratnya kita ingin memahami rasa apel, maka tentunya kita tidak
hanya merasakan apel yang manis saja, melainkan juga kita merasakan pula
yang asam sehingga kita mempunyai pemahaman yang lengkap tentang rasa
apel. Demikian pula kalau kita memahami orang lain, maka kita tidak bisa
sekedar memahami yang baik dan tidak mau memahami yang kurang baik,
melainkan semua harus kita pahami. Kalau kita sudah bisa memahami yg
baik dan kurang baik maka kita-pun akan menjadi bijak. Menjadi bijak di
sini akan muncul karena di dalam diri kita sudah terdapat pemahaman akan
yang baik dan tidak baik.

Memahami orang lain saja masih kurang cukup, sebab masih diperlukan
pemahaman terhadap diri sendiri. Memahami diri sendiri memberikan
pencerahan karena dengan memahami diri sendiri akan dapat membuat kita
segi positif dan negatif kita. Selanjutnya, bagaimana kita bisa tahu
segi positif dan negatif kita ? Kita bisa tahu lewat orang lain, karena
orang lain adalah cermin bagi kita untuk memahami diri sendiri.

Goodday.. Goodluck.. God Bless You

-----
By: Christian Huang

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes